Studi Mengenai Durasi Tidur dan Kematian
Dalam satu studi, peneliti mengikuti lebih dari 21.000 kembar selama lebih dari 22 tahun. Mereka mengajukan pertanyaan tentang kebiasaan tidur si kembar dan membandingkannya dengan usia mereka.
Pasangan saudara kembar merupakan subjek penelitian yang ideal karena sebagian besar dari mereka tumbuh di lingkungan yang sama dan memiliki kemiripan ( atau serupa ) genetik. Dengan cara ini peneliti dapat mengisolasi dampak dari perilaku ( misalnya durasi tidur ) kepada akibat yang ditimbulkannya ( seperti umur panjang ).
Para peserta diajukan pertanyaan pada awal penelitian dan kemudian 22 tahun setelahnya. Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan durasi tidur, penggunaan obat tidur, dan kualitas tidur. Para peneliti juga mampu mengumpulkan data tentang masing-masing peserta mengenai umur panjang mereka.
Hasilnya – Durasi Tidur Terkait Dengan Panjangnya Usia Seseorang
Apa yang ditemukan oleh para peneliti adalah bahwa jika orang tidur kurang dari 7 jam setiap malam atau lebih dari 8 jam semalam , mereka memiliki peningkatan risiko kematian. Bagi wanita yang kurang tidur, kenaikan itu adalah 21 % ( dan laki-laki : 26 % ) dan untuk wanita dengan jam tidur panjang, kenaikan itu 17 % ( laki-laki : 24 % ).
Jika peserta melaporkan menggunakan obat tidur, risiko kematian juga meningkat. Wanita mengalami peningkatan resiko sebanyak 39 %, sedangkan pria mengalami peningkatan 31 % .
Tapi Apa Artinya ?
Peningkatan risiko untuk jangka waktu tidur yang berbeda mungkin menjadi penyebab dari waktu tidur yang lebih singkat atau lebih sedikit, tetapi juga mungkin benar bahwa faktor yang mendasari dapat menyebabkan baik perubahan dalam tidur maupun perubahan risiko. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki penyakit jantung, penyakit tersebut dapat mengubah cara seseorang tidur serta mengubah risiko kematian.